Kamis, 22 Mei 2008

global warming

Dampak dari interaksi hidup manusia melahirkan dua sisi kontradiktif,yang dalam konsep Hindu di Bali sidebut Rwa Bhineda ,seperti : kaya –miskin ,baik-buruk,untung-malang dan sebagainya.Hali ini digambarkan dua habitat hidup yang disimbolkan segara-gunung.konsep tersebut di era globalisasi dewasa ini tercermin dala hidup yang menuntut sesuatu yang sesuatu yang serba instant ,sebagai dampak kemajuan iptek terlepas dari siap atau tidak siap,suka atau tidak suka,kita telah berada di era global ,yang tercirikan pada pola hidup yang dan nyaris tanpa jarak dan tanpa batas .
Disisi lain akibat kerakusan manusia dan kelalaiannya dalam mengelola dalam habitat hidupnya ,berakitbat terjadinya GLOBAL WARMING alias pemanasan global.Suhu bumi pun makin panas .Fenomena ini akibal perilaku manusia yang tidak bersahabat dengan alam .Dampaknya sangat nyata : polusi udara,air dan daratan yang parah .nah ,terus apakah yang bias kita perbuat untuk mengurangi efek pemanasan global itu?
Ternyata nenek monyang kita telah mewariskan suatu kearifan local yakni “ Tri Hita karana’ Suatu konsep yang menekankan keseimbangan dan keharmonisan hubungan manusia dengan tuhan dengan sesame dan dengan alam .Jika konsep cerdas ini bias diterapkan oleh setiap individu dalam keseharian hidupnya tnpa memandang latar agama,suku,ras atau golongan , niscaya alam pun akan bersahaba dengan kita .sudahkah perilaku kita bersahabat dengan alam? Disinilah letak tantangannya .Bagaimana generasi demi generasi akan menjawab tantanagn ini agar bias survive hidup dimuka bumi ini? Sebagai perlambang potensi genrasi muda yang penuh dinamika,dalam menjawab tantangan dimasa depan.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com